There is no Love

"Marno"

Lagi, tengah tahun yang tak tahu diri. Si Angin yang datang beramai-ramai dengan dingin, mendadak membuat ngilu semua tulang serta sendi-sendi.

Kusilangkan lagi lenganku, mendekap  seerat mungkin, agar panas tak buru-buru  pergi. Sambil melawan dingin yang sedari tadi usil dan jahil.

 "Ah, payah. Usia semakin bertambah, tubuh semakin jompo" pikirku. Seraya daun-daun kering yang mulai berjatuhan, disela hening yang datang waktu itu. 

Duh Sepi.

"Love is Light"
Sumber : Pixabay

Kutatap lagi lambat-lambat sungai di sebelahku. Airnya masih mengalir, meski tak sederas di desember yang lalu.

"Jadi gimana?"

"Gimana apanya?"

"Duh"  balasku masam. 

Memang begitu, Wanita terkadang cukup menyebalkan, apalagi  dalam hal menentukan pilihan, acap kali ia selalu memberikan pernyataan yang mengambang, selalu tak pernah tentu. Entah A atau B, kanan atau kiri bahkan pertanyaan makan di mana, dengan siapa, sekarang berbuat apa? pun akan berakhir dengan jawaban yang sama, terserah. Sekali lagi, Menyebalkan. 

Apalagi untuk urusan hati. 

"Jadi apa rencanamu selepas ini?" sambungku, sambil mengalihkan isi pembicaraan, selain berusaha  mencairkan  suasana yang sedari tadi mulai beku dan bisu.

"Rencana apa?"

"Ya selepas kamu kuliah" balasku lagi.

"Mungkin mengambil sedikit program magang, atau sertifikasi sepertiya cukup menarik" Katanya sambil mengayunkan kaki yang sedikit mengantung dibangku panjang itu. Yang nampaknya si bangku mulai merasa jenuh  dengan obrolan kami yang sedari tadi tak menemui jalan.

"Kamu mau es krim? Nih, aku beli lebih tadi. Sayang kalau ga dimakan keburu cair" Ia pun menyodorkan sebungkus es krim, lalu kusambut dengan membuka bungkusnya yang bergambar stroberi dengan siraman susu yang nampak semburat kemana-mana. Ya, rasa stroberi-susu.

"Menikmati es krim di hari yang terik ini memanglah sangatlah cocok" pikirku, sambil tak kusia-siakan merekam binar  matanya yang bulat dan besar itu. Satu-dua detik barangkali cukup, lalu beralih lagi kutatap  daun-daun yang mulai berguguran di sana.

"Jadi Gimana?" tanyaku lagi.

"Apanya?"

"Jawab dari tanyaku malam itu?" tegasku lagi.

lalu saja ia menunduk, menatap kakinya yang bersilangan sambil mengayun, menyapu muka lantai yang sedari tadi telah lama dijejaknya. Kemudian kembali ia mendongak, menatap mataku dengan pandangan sayu. Lalu tersenyum tipis.

"Tidak untuk sekarang No. Dan tidak juga nanti. Biarkan tanyamu itu menemui jawabnya kelak, namun bukan di sini, bukan juga aku" balasnya.

Lalu kulihat senyum tipisnya itu lagi, tersungging dengan sedikit getar yang tersisa. Tak dinyana, baru kali itu kulihat senyum tipis yang meledakkan kepala, menyesakan dada. Yang sekonyong-konyong membuat isi kepalaku berputar-putar tak karuan. Kacau.

Senyummu itu asam Menik!

Who steal soul from The Sun?

Comments

  1. terasa sukar untuk berterus terang...?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sepertinya begitulah wanita. Betulkah kak? Salam

      Delete
    2. ya. betul. ini kerana mereka takut ditolak atau tidak diterima. sedikit sebanyak mereka berasakan maruah mereka sedikit tercalar. tapi bukan semua wanita begitu

      Delete
  2. Some questions are hard to answer.

    ReplyDelete
  3. Ha ha .... Wanita itu menyebalkan. Apa iya, ananda?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin tidaksemua ya bu? hehe, ini mungkin hanya khusus kasusnya menik yang bikin ribet. Salam bu

      Delete
  4. isi hati wanita itu kayak dasar samudra ya mas supriyadi 😁, penuh kedalaman misteri. Karena ini judul kecilnya versi marno, pasti nanti akan ada versi menik hehehhe...taktungguin baca yang versi menik. Menarik nih mas, aku jadi pengen latian nulis fiksi rimance lagie hahhahaha...pilihan kata tiap fiksinya mas supriyadi bagus...Rapi dan enak dibacanya...Semangat menulis Mas ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thanks mbak Mbul. Mbak mbul juga keen kalo nulis, bissa konsisten dan puanjang. Kaya ga kehabisan Ide. Panutan kuuu

      Delete
  5. Senyum tipis, tersungging dengan sedikit getar yang tersisa, duh... diksinya elok.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, masa mas? hehe kebetulan dapet kata-kata seperti itu. Selintas saja. Salam

      Delete
  6. Duh Marno melase... tenang No... jgn patah semangat! kamu sih buru2 ajah... hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha iya nh, Marno yang ga sabaran. Lagian, cewek kok ditungguin, dipastiin donggg

      Delete
  7. A lovely conversation with a sweet treat of ice cream :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waa terimkasih kak. hehe saya juga suka obrolan eskrimnya. Tapi lebih suka es krimnya sih.

      Delete
  8. Yg sabar No .. wanita kadang begitu. Kalo udah dihadapkan pilihan, suka puyeng sendiri 😂. Tapi ga semua kok, cuma kalo yg tegas, biasanya karakternya juga keras 😄. Eh tapi utk jawaban Marno yg malam itu, kayaknya Marni cukup tegas KSH jawaban Yaa 😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener kak, kayanya saya baru sadar, kalau sebenarna Marni sebenarnya seorang wanita yang tegas. Berpendirian, pemberani dan pandai. Hmm baru sadar betul saya. Salam

      Delete
  9. Terserah..

    Memang itu biasanya yang cewek ngomong waktu ditanya mau makan apa, giliran dibawakan yang ngga sesuai keinginan ngambek.😆

    ReplyDelete
  10. Jadi maksudnya beliau ditolak cintanya ya Bang??

    Menyakitkan sih

    ReplyDelete

Post a Comment

terimakasih telah membaca tulisan ini, saya sangat senang bila anda berkenan meninggalkan jejak. salam

yang lain dari getah damar