Awas, Bahaya mengintai dibalik Smartphone !

"Hape Itu Racun !"

Seberapa sering sih, kita menggunakan smartphone dalam sehari? Satu jam? Dua, tiga atau lima jam ? Rasa-rasanya bila lama waktu kita menggunakan smartphone dihitung, bisa jadi akan membuat ia sebagai salah satu “pemangsa” yang akan senantiasa mengrogoti waktu yang kita miliki dengan sia-sia.

Betewe, Gambar ini hanya pemanis.
Sumber : Pixabay

Namun sebelumnya, setuju atau tidak, di era yang serba daring saat ini, hampir seluruh aspek kehidupan telah  erat dengan smartphone. Bila dulu ia hanya digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dan bertukar kabar dengan kerabat yang jauh, sekarang untuk memesan dan membayar camilan di tepi jalan pun, bisa kita lakukan dengan menggunakan smartphone.

Tidak hanya itu, bahkan untuk urusan pekerjaan seperti rapat, diskusi antara penjual dengan pembeli, serta menyaksikan tim sepak bola kesayangan yang sedang bertanding pun, bisa dilakukan melalui smartphone. Kini, fungsi dari smartphone telah meluas bukan hanya sebagai alat komunikasi saja, tetapi juga sebagai alat transaksi ekonomi, informasi dan juga hiburan.

Namun pernahkah kita berpikir, dari sekian banyak manfaat yang diberikan smartphone, apakah kita telah dengan bijak menggunakannya? Atau jangan-jangan, karena smartphone telah mengubah banyak  fungsi dan sendi-sendi kehidupan kita, ia malah membuat kita semakin abai terhadap lingkungan, manusia, atau bahkan diri kita sendiri?

Sekarang, mari kita menghela nafas sejenak sembari menjernihkan pikir, dan mulai mengkritisi diri, terhadap kita dan “si telepon pintar”.

Mari menelaah kebiasaan yang pertama, yang sering terjadi diawal hari. Tepatnya saat bangun pagi, hal apa sih yang akan kita lakukan? Yap betul, semua akan setuju bahwa mencari perangkat smartphone yang terselip diantara sela-sela bantal, kemudian memeriksa ‘seabrek’ pemberitahuan yang telah menumpuk di layar smartphone menjadi semacam keharusan selepas bangun pagi. Namun, sadarkah kita dari kebiasaan kecil yang kurang baik ini, rasa-rasanya bisa mengakibatkan hilangnya moment terbaik kita diawal hari, yang seharusnya bisa diisi dengan melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat, seperti berolahraga, membaca buku, atau bahkan berdoa. Tentu saja, hal tersebut jauh lebih baik ketimbang bermalas-malasan di atas kasur, yang biasanya dihabiskan dengan bermain smartphone.

Nah, selain itu, hal berikutnya yang biasanya menjadi ‘penyakit’ kita sebagai pengguna smartphone, adalah selalu menunda-nunda pekerjaan demi berselancar di media sosial. Memang, pada awalnya niat hati hanya ingin, mengusir kebosanan dari seabrek pekerjaan atau tugas yang tak kunjung usai. Hmm, namun lama-kelamaan karena nikmatnya berselancar di dunia digital yang menenggelamkan, alhasil jadi keterusan, hingga lupa waktu bahwa pekerjaan  belum selesai. Ujung-ujungnya perasaan paniklah yang timbul, karena deadline semakin dekat! Alhasil, kita memaksa diri untuk lembur semalaman agar pekerjaan tersebut bisa secepatnya selesai. Alih-alih pekerjaan terselesaikan, eh malah berantakan, jadi rugi bukan?

Ya, dua kebiasaan diatas, hanyalah contoh kecil dari sekian banyak perilaku kita terhadap si telepon pintar, yang rasa-rasanya telah mandarah daging, dan sukar untuk dilepaskan. Namun, apakah benar di dunia yang serba daring saat ini kita tidak bisa hidup tanpa smartphone? Ah, rasa-rasanya tidak juga.

Sekarang coba kita bayangkan, seandainya sehari saja hidup kita tanpa smartphone, bukan kah  hidup akan terasa lebih tenang? Tak ada suara dan getar yang menggangu, tak merisaukan berita gaduh apa hari ini, atau bahkan tak pusing memikirkan beban pekerjaan yang terus memanggil setiap saat, bak sesosok hantu yang menakutkan? Atau jangan-jangan malah sebaliknya? Gundah dan gelisah karena menanti kabar yang tak kunjung tiba jua deringnya.

Apapun itu, setidaknya mari kita bijak memanfaatkan waktu dengan berlaku bijak pula dalam menggunakan smartphone. Utamakan tugas dan pekerjaan, jangan abai dengan orang sekitar. Utamakan bertutur secara langsung terhadap manusia yang lain, karena demikianlah sejatinya seorang yang beradab diperlakukan.

Dan utamakan ketemuan dari pada chatingan. Memangnya kamu lagi dekitin si Doi, apa layar smartphone doang? 😁😁

 

 

 

Salam!

 


Comments

  1. Aku milih dideketin layar hengfon ajalah ..., soalnya ngga ada yang lagi deketin aku, mas 😊.

    Eh, iya sudah ada dua kejadian di kotaku tentang bahayanya keseringan mantengin layar ponsel, kornea matanya jadi glukoma membesar dan hampir terlepas, mas.
    Oleh dokter matanya disembuhkan dengan cara dikempesin.
    Seram kan ?.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wih, kok serem ya? Ckck.. Waduh, jadi harus hati hati juga nih kalau main hape. Saya jadi takut ya😅

      Delete
  2. Memang aku rasa banyak pengaruh jelek dari hape kang, salah satunya ya banyak waktu terbuang karena sibuk bermain hape. Dari yang biasanya ngobrol sama tetangga, sekarang ngobrol lewat WA.

    Tapi kalo sama orang tercinta mah, lebih suka deket-deketan dong.🤣

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah wah, kalo ini setuju saya bang. Orang orang sekarang pada suka chatingan dari pada ngobrol langsung.

      Dan setuju lagi, kalo sama si doi memang harus ketemuan wkwk

      Delete
    2. Tapi katanya kalo terlalu dekat doi ada bahayanya juga sih, apalagi kalo cuma berduaan di tempat sepi dan remang-remang.😁

      Delete
  3. smartphone memang sangat membantu, emang bener kita harus bisa memanage waktu sebaik mungkin, jangan sampai smartphone menggerogoti waktu kita

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya bang,alah ingat sama kalimat slengekan ini, "menjauhkan yang dekat, mendekatkan yang jauh"

      Delete
  4. benar juga ya mas supriyadi
    saat ini banyak sekali waktubtersita dengan smartphone

    seakan akan gelisah bukan main jika sedetik saja belum mengusap layarnya hihi

    tetkadang ya kangen juga masa masa belom sekayak sekarang yang dimanapun orang lebih senang menatap hp ketimbanh ngobrol langsung kumpul kumpul gitu hehehe..

    tapi ya tetep sih scrall scroll penting juga buat hiburan mungkin intensitasnya aja yang kudu diperhatikan biar orang yang tersayang nda terabaikan karena sibuk berhapean ria ya 😄

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak, jaman yang membuat kita dilematis. Maunya hidup tanpa Hape, tapi Rasanya kalau gak pegang hape sebentar aja, rasa-rasanya kaya gak hidup. Hehe

      Delete

Post a Comment

terimakasih telah membaca tulisan ini, saya sangat senang bila anda berkenan meninggalkan jejak. salam