Mengapa beberapa orang jago, tetapi kita tidak?

 

"Bayar Harga"

Jari-jemari mulai terasa keram setelah beberapa lama menekan senar-senar gitar yang sedari tadi saya mainkan. Menekan satu persatu sembari memperhatikan contoh yang diperagakan oleh seseorang pada kanal berbagi video, youtube. Mengamati dengan perlahan serta berusaha memahami setiap penjelasan yang diberikan. Ah, saya mulai merasa jenuh! Seketika saya rebahkan gitar yang berwarna putih kusam itu di sudut kamar. “Biarkan ia merasa jenuh pula” balasku pada rasa kesal, dengan isi kepala yang mulai rancu mengumam. 

Memang, beberapa waktu belakang ini, bermain gitar dan mempelajarinya secara mendalam perlahan mulai saya tekadkan. Selain karena menyukai musik, dan bermain untuk perkumpulan di Gereja, bermain gitar dikala senggang selepas bekerja, rasanya adalah senjata yang paling ampuh untuk mengusir sepi, yang terkadang dengan kejam mengacak dan membaurkan  malam yang legam. Atau setidaknya rasa kesal dan penat selepas bekerja bisa sirna pula olehnya.

Ini waktu kamu main gitar (dulu).
Sumber : Pixabay

Beberapa video di kanal youtube kembali memperlihatkan beberapa maestro gitar bermain. Jari-jari mereka lincah menari di atas fret gitar, dengan teknik dan gaya permainan yang sudah pasti tidak didapat hanya dalam sekali berlatih. Sudah pasti, telah banyak waktu yang mereka korbankan untuk menilik dan mengulik setiap teknik yang mereka mainkan, agar menghasilkan nada yang harmonis dan indah. Melihat itu semua, saya pun tersenyum kecut.

Belum lagi, bila mempelajari latar belakang dari beberapa gitaris dunia, kemampuan yang mereka dapatkan tentu saja dimulai dari usia yang sangat belia. Salah satu contohnya ialah sang “Mozart gitaris rock”, yaitu Edie Van Halen. Yang telah menekuni dunia musik dan gitar sejak Ia kecil. Ia mengenal gitar karena pengaruh dari sang ayah, yang  juga seorang pemusik. Selain Eddie, masih banyak gitaris-gitaris lainnya yang sudah menekuni gitar sejak dini. Selain itu, gitaris-gitaris cilik pun, banyak berjibun di kanal video youtube. Dan lagi, saya pun tersenyum kecut melihatnya.

Lantas, saya pun jadi berpikir dua kali. Apakah masih bisa menjadi gitaris handal di usia yang terbilang  dewasa, dan lebih tua dibandingkan dengan gitaris-gitaris dunia yang sejak usia dini telah mempelajari gitar? atau setidaknya bisakah saya seperti gitaris-gitaris cilik itu?

Entahlah, saya pun mulai merasa ragu. Namun, rasa-rasanya, bila mengutip sedikit saja dari pepatah yang berbunyi “Belajar tidak mengenal usia…” maka boleh lah kita semua berprasangka baik dan selalu semangat dalam menekuni dan mempelajari segala sesuatu, entah dalam bidang apapun itu, termasuk dalam hal ini, belajar  bermain gitar. karena  selagi manusia diberi nafas untuk hidup, sepanjang nafas itulah ia harus belajar hingga maut menjemput. Bukan kah benar begitu?

Dan satu lagi yang penting, akan selalu ada harga yang harus dibayar, dibalik sebuah pencapaian. Akan selalu ada pengorbanan dibalik sebuah cita-cita. Serta tidak ada yang mudah dalam mencapai sesuatu, akan tetapi tidak ada yang tidak mungkin juga, bila kita mau berusaha dan mengorbankan kesenangan serta zona nyaman kita demi meraih harapan-harapan itu.

Jadi, apakah kalian masih bersemangat meraih cita-cita? Semoga.


Salam!





Comments

  1. Pos yang menarik.

    Setiap orang pasti memiliki talenta berbeda satu sama lain.
    Nah, untuk mengembangkan talenta tersebut bisa dua kemungkinan, bersedia atau juga kekurangan dana, misalnya mengikuti pelatihan berbayar untuk mengasah kemampuannya.

    Ada juga yang tak ada keinginan mengembangkan bakatnya.
    Cuma berhenti disitu saja.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya bang, saya coba merangkum dari beberapa pengalaman pribadi dan orang lain, nampaknya kerja keras dan tekun adalah kunci untuk mencapai sesuatu yg kita inginkan.

      Delete
  2. Harus selalu semangat :). Walo mungkin jalan yg kita lewatin LBH banyak arealnya dibanding org lain, tapi rasanya kalo semua itu bisa dilalui, dan cita2 tercapai, rasanya juga bakal berkali lipat LBH puas :).

    ReplyDelete
    Replies
    1. wih betul kak, rasanya perlu semangat lebih untuk mengapai sesuatu. Semoga kita semua bisa kak!

      Delete
  3. btw rujukan belajar gitarnya maestro banget ya mas supriyadi...memang ga bisa dipungkiri jaman sekarang di usia dini uda pada piawai termasuk dalam hal musik gitar..tapi ga pa pa
    ga ada kata terlambat untuk belajar dan belajar terus, semangat mas :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih Mbak, wah saya juga tambah semangat ni, belajar gitarnya.

      Delete

Post a Comment

terimakasih telah membaca tulisan ini, saya sangat senang bila anda berkenan meninggalkan jejak. salam

yang lain dari getah damar