Mengapa ketinggian gunung meter diatas permukaan laut?

"MdPL"
Bagi yang sering berkegiatan dialam bebas, khususnya mendaki gunung, sering kita dengar penyebutan ketinggian suatu tempat dengan istilah mdpl. Misal gunung semeru memiliki ketinggian 3676 mdpl, tapi pernahkah kita berfikir, mengapa ketinggian puncak gunung semeru mendapat “embel-embel” diatas permukaan laut? Kenapa tidak dari tempat lain saja?

Pada tulisan kali ini, saya berusaha membagi rangkuman yang telah saya baca dari berbagai sumber. Mengenai pengukuran ketinggian suatu tempat dan hubungannya dengan permukaan laut. Untuk memahami hal tersebut, ada tiga kata kunci yang harus diingat supaya mudah dalam memahami. Yaitu, ketinggian-Permukaan laut-Tekanan udara.

Tekanan udara adalah kunci dari menghitung ketinggian suatu tempat. Kenapa? Karena seluruh permukaan air laut memiliki tekanan udara yang sama, yaitu sebesar 76 cm/Hg = 1 atm. semakin dekat ke permukaan bumi tekanan udara semakin tinggi dan semakin jauh dari permukaan bumi tekanan udara semakin kecil. 
Ilustrasi beda tipis dengan pamer 😁😁
                                                      

Alat untuk mengukur tekanan udara adalah Barometer, sedangkan Barometer yang telah dilengkapi alat pengukur ketinggian adalah Altimeter. Setiap ketinggian bertambah 100 m tekanan udara berkurang 1 cmHg.  Secara matematis pernyataan tersebut dapat dirumuskan:



h = (76 cmHg - P) 100 m/cmHg

dengan:
h = ketinggian tempat (m)
P = tekanan udara (cmHg)



Contoh soal :
Seorang mendaki sebuah gunung hingga puncaknya. Jika sikap barometer raksa di puncak tersebut 55 cmHg, berapa ketinggian gunung yang di daki oleh orang tersebut?

h = (76 cmHg - P) 100 m/cmHg
   = (76-55) 100 m/cmHg
   = 21 cmHg x 100 m/cmHg
   = 2.100 m diatas permukaan laut

Jadi karena tekanan udara dipermukaan laut seluruhnya sama yaitu 76 cmHg, dan nilai perbedaan tekanan udara terhadap ketinggian, maka untuk mengukur ketinggian suatu tempat menggunakan permukaan laut sebagai acuannya.

Info tambahan :
1 cmHg dibaca 1 centimeter hydrargyrum. Hydrargyrum adalah nama lain dari air raksa kemudian disingkat menjadi Hg dan menjadi rumus kimia air raksa. Tekanan udara mula-mula diukur oleh Torricelli (1608 – 1647), yaitu dengan menggunakan pipa kaca yang panjang dan salah satu ujungnya tertutup. Pipa tersebut disebut dengan pipa Torricelli. Pipa tadi lalu diisi raksa hingga penuh. Ujung terbuka pipa ditutup dengan jari, dibalik lalu dicelupkan ke dalam bejana berisi raksa, kemudian jari dilepaskan.

Comments

Post a Comment

terimakasih telah membaca tulisan ini, saya sangat senang bila anda berkenan meninggalkan jejak. salam

yang lain dari getah damar